Selamat Datang di Blog Resmi MTs SA Miftahul Huda Desa Padaan Kec.Pabelan Kab. Semarang

Budaya Salaman


Tradisi Salaman Pagi di madrasah Kami Tradisi salaman pagi sudah menjadi budaya madrasah kami. Setiap pagi para guru yang bertugas piket, dan pimpinan madrasah menyambut kedatangan para siswa di pintu masuk madrasah. Tradisi ini kami lakukan setiap hari, dan membuat para peserta didik merasa diperhatikan dengan baik.
Sejak madrasah ini berdiri saya melihat tradisi salaman pagi sagatlah baik. Para guru yang bertugas piket, dan pimpinan  madrasah  selalu hadir tepat waktu menunggu anak-anak datang ke  madrasah . Mereka biasanya datang lebih pagi dari kedatangan peserta didik. Rata-rata pukul 06.00 pagi, para guru yang bertugas sudah stand by berdiri di pintu masuk  madrasah  untuk menyambut kedatangan siswa. Tradisi salaman pagi adalah salah satu bentuk dari pendidikan karakter yang kini tengah didengung-dengungkan oleh pemerintah. 

Tradisi salaman pagi adalah pencerminan dari penghormatan antara yang muda dan tua dengan cara mencium tangan. Di sanalah terjadi penghormatan seorang pendidik kepada para peserta didiknya. 

Penghornatan anak kepada orang tuanya.
Bila tradisi bersalam-salaman terus dilestarikan di bumi Indonesia, maka tak ada orang muda yang tidak bersalaman (seraya mencium tangan) kepada orang tua ketika bertemu. Inilah symbol dari sebuah kultur budaya Indonesia asli, dimana yang tua menghormati yang muda dan begitupun sebaliknya.

Tradisi salaman pagi harus terus dikembangkan di Madrasah kita. Para guru wajib menyambut para peserta didiknya yang tiba di  madrasah . Ini merupakan sebuah apresiasi yang tidak akan pernah ada dalam kurikulum kita. Budaya ini terus berkembang melalui hidden curriculum yang dikembangkan melalui budaya  madrasah  (school culture) yang tetap eksis dan terus dilestarikan. Tradisi bersalaman tak akan punah apabila para pendidik memahami akan kebermanfaatan salaman pagi itu.
Manfaat paling terasa dari tradisi salaman pagi adalah membuat para guru lebih tahu dari awal, mana siswa yang telah siap belajar, dan mana siswa yang belum siap belajar. Hal itu terlihat mudah dari wajah-wajah mereka. Siapa saja siswa yang telah siap datang ke  madrasah , maka ada keceriaan di sana. Ada senyuman manis di bibir yang seolah mengatakan, “saya sudah siap belajar hari ini”.
Akhirnya tradisi salaman pagi akan mampu membuat para penyelenggara pendidikan menyiapkan 5S dalam kesehariannya di  madrasah . Ada senyum, sapa, sabar, syukur dan sehat terjadi di sana. Membuat para peserta didik merasa terperhatikan, dari mulai kedatangan di rumah keduanya yang menyenangkan. madrasah  harus menjadi rumah kedua bagi peserta didiknya