MTs Sa Miftahul Huda

Tampak keasrian asli alam pedesaan lokasi MTs sa Miftahul Huda berada.

kegiatan Rutin Madrasah

Hal yang tentunya harus selalu di jaga dan dilestarikan bagi anak bangsa.

Extra Kurikuler

Yang tentunya menunjang ajang kekreatifan siswa........

Kegiatan Santri

Olah raga sebagai salah satu cara untuk menjaga kesehatan....

Para Dewan Guru MTs Sa Miftahul Huda

Begitu tampak ramah dan bersahaja........

Selamat Datang di Blog Resmi MTs SA Miftahul Huda Desa Padaan Kec.Pabelan Kab. Semarang

Soft Skill Siswa Madrasah

Syukur kepada Allah atas limpahan rahmat dan taufiknya sehingga kita bisa melaksanakan upacara hari Senin secara rutin. Tidak lain dan tidak bukan adanya upacara untuk melatih disiplin diri dalam melaksanakan tugas keseharian. Bagi guru dan siswa, upacara memang kewajiban dan terasa berat untuk melaksanakannya. Namun kalau hati bisa dengan ikhlas maka tidak akan terasa menjadi suatu beban.
Dari jalannya upacara, terlihat bahwa upacara berjalan dengan tertib. Petugas upacara dan peserta bisa dengan khitmat mengikuti. Hanya saja pembina petugas upacara perlu melakukan evaluasi kekurangan pelaksanaan upacara. Apa yang sudah benar, apa yang belum benar dan solusi apa yang harus dilakukan. Apakah yang membina pada hari Sabtu siang perlu diganti atau ditambah personilnya. Disinilah letak solusi yang harus dikerjakan.
Kita bisa melaksanakan kegiatan rutin upacara ini ditunjang oleh kesehatan badan. Karunia sehat merupakan anugerah terbesar setelah nikmat iman. Oleh karenanya harus disyukuri. Bentuk rasa syukurnya dengan mendayagunakan nikmat itu dengan sebenar-benarnya sebagai wahana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Demikianlah pesan Imam al-Ghozali dalam ihya’nya.
Lalu apa yang bisa kita lakukan? Bagi orang yang sudah dewasa berusaha melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Bagi siswa tentu saja mengisi hari-hari dengan menuntut ilmu. Karena hanya dengan ilmu masa depan akan bisa disongsong dengan semangat. Musthofa al-Ghulayani menulis dalam nasyidnya syubbannul yaum rijalul ghaddi, pemuda sekarang adalah pemimpin di masa yang akan datang. Karena di masa depan adalah dunia remaja yang berkiprah maka mau tidak mau remaja sekarang harus menyiapkan diri. Agar bisa menjadi anak zamannya. Tidak akan ada keraguan bagi yang punya ilmu. Maka sudah seharusnya usia remaja disibukkan dengan meningkatkan kemampuan diri dengan belajar dan belajar. 
Agar belajar yang kita lakukan bisa berjalan lancar dan sesuai dengan yang kita harapkan maka perlu dibarengi dengan akhlakul karimah. Sehingga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat. Ada beberapa sifat yang harus dijauhi siswa apalagi siswa madrasah tsanawiyah. Diantaranya adalah bila membeli jajan haruslah membayar. Karena bila tidak membayar maka sudah dibilang berlaku dholim, aniaya. Pedagang bekerja untuk menghidupi anak isteri. Bila labanya hilang oleh karena ada pembeli yang tidak membayar berarti merebut hak dari keluarga pedagang tadi. Maka tidak ayal bisa saja rizki yang didapat menjadi berkurang. Sehingga bisa menyebabkan penderitaan bagi keluarga pedagang.
Kedua, agar proses pembelajaran yang kita lakukan bisa tenang dan nyaman maka perlu ruangan yang dipakai dalam keadaan bersih. Piket kelas perlu giliran rutin untuk membersihkan ruangan kelas. Begitu juga bila sudah disapu, sampah perlu segera dibuang ke tempat sampah. Berkaitan dengan ini pula, bila ke toilet dan membuang sampah maka sangat perlu untuk membuang sampat pada tempat yang telah disediakan. Jangan sampai sampah dibuang pada selokan atau lubang wc. Karena bila mampet maka yang rugi adalah siswa. Toilet tidak bisa digunakan sebagaimana mestinya. Ketiga hal ini kelihatannya adalah sepele dan sederhana namun bila dipahami sebenarnya mengajarkan kita untuk menjadi siswa yang baik. Siswa yang berkarakter jujur, suka kebersamaan dalam membersihkan ruang publik merupakan sifat yang perlu dikembangktumbuhkan. Akhirnya menjadi akhlak yang terpuji dan inilah sebenarnya yang dinamakan softskill. Lembaga pendidikan bisa memproduk alumni yang berketrampilan. Semoga. Wallahu a’lam bi al-shawab.


HALAL BIHALAL MTS SA MIFTAHUL HUDA TAHUN 2013



Tradisi lebaran merupakan terobosan akulturasi antara budaya Jawa dan Islam. Kearifan para ulama di Jawa mampu memadukan kedua budaya tersebut demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat. Akhirnya tradisi Lebaran itu meluas ke seluruh wilayah Indonesia, dan melibatkan penduduk dari berbagai pemeluk agama. Dalam tuntunan ajaran Islam, saling memaafkan itu tidak ditetapkan waktunya setelah umat Islam menyelesaikan ibadah puasa Ramadan, melainkan kapan saja setelah seseorang merasa berbuat salah kepada orang lain, maka selayaknya dia segera meminta maaf kepada orang tersebut. Bahkan Allah SWT lebih menghargai seseorang yang memberi maaf kepada orang lain (Alquran Surat Ali Imran ayat 134).
Para ulama di Jawa tampaknya ingin benar mewujudkan tujuan puasa Ramadan. Selain untuk meningkatkan iman dan takwa, juga mengharapkan agar dosa-dosanya di waktu yang lampau diampuni oleh Allah SWT. Seseorang yang merasa berdosa kepada Allah SWT bisa langsung mohon pengampunan kepada-Nya. Tetapi, apakah semua dosanya bisa terhapus jika dia masih bersalah kepada orangorang lain yang dia belum minta maaf kepada mereka? Nah, di sinilah para ulama beride cerdas, bahwa di hari Lebaran itu antara seorang dengan yang lain perlu saling memaafkan kesalahan masing-masing, yang kemudian dilaksanakan secara kolektif dalam bentuk Halal bi Halal. Jadi, disebut hari Lebaran, karena puasa telah lebar (selesai), dan dosa-dosanya telah lebur (terhapus).
Halal bi Halal berfungsi sebagai media pertemuan dari segenap warga masyarakat. Dan dengan adanya acara saling memaafkan, maka hubungan antar masyarakat menjadi lebih akrab dan penuh kekeluargaan. Karena Halal bi Halal mempunyai efek yang positif bagi kerukunan dan keakraban warga masyarakat, maka tradisi Halal bi Hlal perlu dilestarikan dan dikembangkan. Lebih-lebih pada akhir-akhir ini di negeri kita sering terjadi konflik sosial yang disebabkan karena pertentangan kepentingan.
MTs Sa Miftahul Huda sebagai salah satu icon pendidikan di kabupaten Semarang juga memandang urgen untuk menyelenggarakan acara Halal bi Halal sebagai bentuk pembelajaran aktif pada para peserta didik tentang pentingnya arti meminta maaf dan memaafkan kepada sesama. Saat awal masuk madrasah pasca libur Hari Raya Idul Fitri seluruh penghuni MTs Sa Miftahul. Halal bi Halal di lakukan bertepatan dengan hari kemerdekaan RI 17 Agustus dihalaman madrasah. Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Madrasah, para dewan guru, para staf Tata Usaha, dan seluruh peserta didik. Setelah mau’idhoh hasanah yang disampaikan langsung oleh Bapak Kepala Madrasah, maka seluruh penghuni madrasah berjabat tangan secara bergantian sebagai symbol saling memaafkan. Dengan kondisi ini diharapkan semua anggota penghuni madrasah dapat merasa lebih bersih, bebas, dan mempunyai semangat baru untuk melakukan tugas dan aktivitas secarea jauh lebih baik dan bermakna.